Bukit Selo Arjuno

Bukit Selo Arjuno, Batu Raksasa yang Seru dan Menantang

 

Ngeri… Sepertinya naik Gunung Ungaran, Merbabu atau Andong pun gak selebay ini deh, manjatnya! Coba bayangkan, kamu seperti memanjat Tugu Muda yang tegak lurus dengan ketinggian 3 kali lipat, dengan tumpuan tangga besi yang menempel, tanpa harness atau kernmantle sebagai pengaman. Yang bernyali tipis, lututnya pasti sudah lemas di tengah jalan.

ukit Batu Selo Arjuno, bisa dikatakan sedang hits dan jadi buah bibir anak muda Kendal dan Semarang yang hobi hiking, treking dan suka dengan pemandangan alam. Namun, bagi kamu yang sekedar ingin selfie, sebaiknya pikir pikir lagi, kecuali mempunyai fisik dan mental yang tebal.

bukit batu selo arjuno

 Kabarnya, dahulu terdapat 4 bukit batu tinggi menjulang yang menjadi pintu gerbang ke dusun di bawahnya, sehingga dinamakan Dusun Watulawang (batu pintu). Berdasarkan peta geografis, desa yang berada di bawahnya adalah Desa Cening. Sedangkan asal mula terbentuknya bukit masih simpang siur, belum ada informasi yang akurat, sehingga banyak bermunculan cerita dan mitos fiktif berbau mistis.

Ketika memarkirkan sepeda motor di bawah teduhnya pohon pohon kopi, Saya langsung didatangi seorang wanita muda yang mengulurkan 2 lembar tiket. Tiket parkir warna merah sebesar Rp 2.000/motor dan tiket masuk wisata berwarna biru sebesar Rp 3.000/orang. Ternyata selain sebagai penjaga loket, ibu tadi juga berjualan makanan dan minuman ringan lho. Lumayan… bisa berteduh, istirahat dan pesan es teh untuk mengobati dahaga selama perjalanan yang terjal lebih mirip arena grass track.
Selo Arjuno ini dikelola secara swadaya oleh warga sekitar dan sedang diupayakan oleh pemerintah desa sebagai tempat wisata. Demi keamanan pengunjung, sudah dipasang tangga besi dan tali untuk mendaki tebing batu, Besi besi pipa sebagai pegangan dan pembatas juga terpancang kokoh demi keselamatan. Sebagai sarana kenyamanan, juga disediakan tempat parkir, 2 toilet, warung untuk istirahat juga mushola. Jadi jangan lupa bayar tiket wisatanya supaya fasilitasnya makin bagus dan tentunya lebih aman lagi.
Tangga besi panjat pertama
Tangga besi panjat pertama, Jalur mendaki Selo Arjuno
“Bagi Perempuan Yang Sedang Berhalangan, DILARANG NAIK!” Imbauan di papan peringatan di persimpangan jalan di kaki bukit batu.
Lagi lagi demi keamanan dan kenyamanan pengunjung, perempuan yang sedang menstruasi dilarang untuk naik. Secara logika ada benarnya juga, ketika wanita sedang datang bulan, kondisi fisiknya cenderung lemah dan emosinya kurang stabil, jadi sangat berbahaya. Karena untuk mendaki Selo Arjuno butuh fisik dan mental yang kuat.

Petualangan yang sebenarnya baru dimulai ketika menemui tangga besi yang menempel di dinding batu tebing tanpa alat pengaman seperti harness ataupun karnmantle. Tingginya sekitar 15 meter lebih dan kemiringan 90 derjat, alias tegak lurus. TEGAK LURUS SOB! Di ujung tangga ada sebuah tali dan akar akar pohon untuk berpegangan. 4 dari 6 orang remaja wanita yang berada di belakang saya langsung balik kanan, mereka mengurungkan niat untuk naik setelah melihat tangga besi dan membandingkan dengan berat badan masing-masing. Nyalinya menciut.
Tantangan belum usai, masih ada 2 tangga besi lagi yang harus dilalui untuk sampai di puncak. Singkat cerita, setelah sampai di atas, rasa capek dan keringat pun akan hilang seketika. Panas terik matahari di atas ubun-ubun pun seperti tak terasa, karena tersapu oleh semilir angin dan indahnya pemandangan alam berupa hijaunya perbukitan yang menyumbul yang begelombang naik turun. Aliran sungai Genting menjalar bagaikan ular yang melata di lembah dusun Cening. Rasanya betah berlama lama di sini. Jangan lupa abadikan suasananya, lukis pemandangan dengan mata dan kameramu.
pemandangan atas bukit batu selo
Landscape Arah Barat dari atas Selo Arjuno, (Dok. Pri)
Hasil gambar untuk bukit selo arjuno


Hasil gambar untuk bukit selo arjuno

Puncak Bukit Selo Arjuno berupa batu-batu yang dipagari besi dengan aksesoris sebuah bendera merah putih. Tempat untuk kaki berpijak pun sempit, pagar besi sebelah timur pun hanya muat untuk 5 orang yang berbadan ramping. Jadi bila ingin berfoto, sebaiknya saling pengertian untuk bergantian bila kodisi ramai.

 Setelah puas menikmati Selo Arjuno, bila ingin pulang atau melanjutkan ke Selo Bligo, sebaiknya hemat tenaga. Karena jalur turun sama seperti jalur naik tadi namun butuh tenaga ekstra. Menuruni anak tangga dari besi satu demi satu, bagi yang sudah terbiasa mendaki dan bernyali tebal, bisa repling dengan memanfaatkan tali akan lebih cepat. Tapi ingat, Safety first ya, sob!

 


Komentar